Tahun 2024 memperlihatkan lompatan teknologi rokok dalam industri tembakau, di mana AI, IoT, dan biometrik menciptakan produk lebih cerdas, pengalaman konsumen personal, serta solusi kesehatan yang revolusioner.
Teknologi Rokok Cerdas: IoT dalam Pengembangan Produk
Perangkat IoT kini tertanam dalam produk tembakau modern. Contohnya, Philip Morris meluncurkan rokok elektrik dengan sensor suhu yang terhubung ke aplikasi. Sensor ini memantau kebiasaan merokok, lalu memberikan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi harian.
Selain itu, startup SmokeTrack mengembangkan kemasan rokok dengan chip NFC. Pengguna bisa memindai kemasan untuk melihat data produksi, kadar nikotin, dan jejak karbon produk. Teknologi rokok ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga mendorong tanggung jawab lingkungan.
Vape Generasi Baru dengan Sensor AI
Inovasi tembakau berbasis AI menciptakan pengalaman konsumen yang lebih aman. Perusahaan Juul merilis vape dengan algoritma adaptif yang mengatur asap berdasarkan pola hisapan pengguna. Alat ini mengurangi risiko iritasi tenggorokan dan overdosis nikotin.
Di sisi lain, aplikasi QuitGenius memakai AI untuk menganalisis kebiasaan merokok dan merancang program berhenti bertahap. Teknologi rokok ini juga terintegrasi dengan wearable device seperti Fitbit, memantau detak jantung dan stres pengguna secara real-time.
Blockchain dan Keberlanjutan Industri Teknologi Rokok
Blockchain menjadi solusi untuk rantai pasok yang etis. British American Tobacco menggunakan teknologi ini melacak asal-usul tembakau dari petani hingga pabrik, memastikan tidak ada eksploitasi tenaga kerja. Konsumen bisa memindai QR code pada kemasan untuk melihat riwayat produk.
Selain itu, platform EcoTobacco mencatat jejak karbon setiap batang rokok dan menawarkan opsi offset melalui penanaman pohon. Inovasi ini menunjukkan bahwa teknologi rokok tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga keberlanjutan.
Aplikasi VR untuk Terapi Berhenti Merokok
Virtual reality (VR) menjadi alat terapi inovatif bagi pecandu rokok. Klinik SmokeFree Clinic menggunakan simulasi VR yang menggambarkan kerusakan paru-paru akibat nikotin. Pasien “berjalan” melalui organ tubuh virtual yang rusak, meningkatkan motivasi untuk berhenti.
Startup MindCotine menggabungkan VR dengan biofeedback. Pengguna menjalani sesi relaksasi di lingkungan virtual sambil memantau respons fisiologis tubuh terhadap keinginan merokok. Teknologi rokok ini membuktikan bahwa pendekatan digital bisa lebih efektif daripada metode konvensional.
Baca Juga : Teknologi Pendidikan 2026, Potensi Besar di Dunia Pembelajaran